Setiap
dari kita memiliki hak untuk menjadi dan mengekspresikan diri sendiri, serta
merasa nyaman ketika melakukannya, selama kita tidak melukai perasaan orang
lain dalam prosesnya. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang
memungkinkan kita untuk bertindak menurut kepentingan kita sendiri, untuk
membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk
mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan hak-hak
pribadi kita tanpa menyangkali hak-hak orang lain”. (Robert Alberti &
Micheal Emmons dalam bukunya Your Perfect Right)
Dalam kehidupan sehari –
hari seringkali kita tidak menyadari apa yang sudah kita ucapkan ke orang lain,
terkadang kita mengungkapkan pendapat, atau mengekspresikan diri sendiri secara
berlebihan. Bisa saja, terkesan memaksa atau dapat mengganggu hak orang lain
dalam berpendapat. Maka, perlulah kita tahu bagaimana cara mengungkapkan
ekspresi tanpa mengganggu hak orang lain, yaitu dengan mempelajari kalimat
asertif.
Berikut ini adalah beberapa pengertian
mengenai Asertif :
- Asertif merupakan istilah yang dipakai untuk mengungkapkan pendapat, ide, saran, petunjuk dan sejenisnya dengan bahasa yang tidak membuat orang lain sakit hati.
- Asertif merupakan ungkapan perasaan, pendapat, dan kebutuhan kita secara jujur, wajar dan tidak dibuat-buat.
- Asertif adalah sarana untuk menjadikan hubungan kita lebih setara dan menghindari perasaan direndahkan yang kerap kali datang bilamana gagal mengekspresikan apa yang sungguh-sungguh kita dambakan.
- Asertif adalah Cara Efektif dalam mengekpresikan diri, mempertahankan harga diri, dan menunjukan rasa hormat kepada orang lain.
- Asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak orang lain. Jadi, berani untuk secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan apa adanya
- Asertif adalah membina hubungan tanpa melakukan penolakan terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
- Asertif artinya menyadari bahwa andalah penentu perilaku anda sendiri dan anda dapat memutuskan apa yang anda lakukan atau tidak. Kita juga menyadari kondisi yang sama yang dihadapi orang lain dan tidak berusaha mengendalikan mereka.
- Asertif adalah cara kita mengekspresikan pikiran atau perasaan kita kepada orang lain tanpa bermaksud melukainya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, kesimpulan yang
dapat saya ambil adalah berbicara asertif sangat diperlukan dalam keseharian.
Berbicara atau bersikap asertif tidak akan merugikan diri sendiri, bahkan dapat
menguntungkan, karena jika kita berbicara asertif dapat membuat kesan dimata
lawan bicara bahwa kita adalah orang yang dapat menghargai orang lain. Sehingga
kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua orang.
Formula Membangun Assertivitas
Setidaknya ada
Formula 3 A sebagai sebuah pendekatan yang dapat dilakukan dalam
mewujudkan sikap Assertivitas diri, yang terangkai dalam tiga kata yaitu Appreciation, Acceptance, Accommodating:
- Appreciation. Dengan cepat dan tanggap memberikan penghargaan dan rasa hormat terhadap kehadiran orang lain sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri mereka tanpa menunggu mereka untuk lebih dahulu memperhatikan, memahami, menghormati dan menghargai kita.
- Acceptance adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal ini, kita tidak memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang lain (kecuali yang negatif) agar ia mau berhubungan dengan mereka. Tidak memilih-milih orang dalam berhubungan, dengan tidak membatasi diri hanya pada keselarasan tingkat pendidikan, status sosial, suku, agama, keturunan, dan latar belakang lainnya.
- Accomodating. Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif dan menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai. Keramahan membuat hati kita senantiasa terbuka, yang dapat mengarahkan kita untuk bersikap akomodatif terhadap situasi dan kondisi yang kita hadapi, tanpa meninggalkan kepribadian kita sendiri
Formula diatas dapat dijadikan sebagai pedoman
berinteraksi sosial dalam membina
hubungan baik dengan banyak orang,
dengan asumsi bahwa orang lain pun mempunyai hak dan kesempatan yang sama
seperti kita. Oleh karena itu, kita dapat mengemukakan hak pribadi, namun
janganlah kita melupakan untuk memperhatikan hak orang lain pula.
Ciri-ciri Komunikasi Asertif:
- Saling terbuka dan jujur terhadap pendapat diri sendiri dan orang lain.
- Mendengarkan dan memahami pendapat orang lain.
- Mencari solusi dan keputusan secara bersama-sama.
- Menghargai pendapat orang lain dan juga diri sendiri.
Contoh kesalahan dalam berekspresi :
Suatu ketika, kamu meminta seorang teman untuk
membuatkanmu sebuah teh. Ketika kamu merasa teh yang dibuatnya terlalu manis,
secara langsung kamu berkata ”Ah.. teh yang kamu buat terlalu manis. Saya
tidak suka. ” mungkin kamu mencoba jujur apa adanya tapi coba bayangkan
apa yang temanmu rasakan ketika mendengar pernyataan seperti itu, tentu saja
dia akan merasa bahwa kamu telah menuduh dia membuat teh dengan tidak benar.
Dia akan sakit hati. Lain hal, jika kamu berkata “Saya
sebenarnya lebih suka teh yang tidak terlalu manis”.
Dia akan berfikir bahwa dia tidak salah, hanya lidah Anda saja yang kurang pas.
Dia senang, dan lain waktu ketika ingin membuat teh dia akan berkata “saya
akan bikin teh, maunya gula seberapa banyak”. Nah hasil komunikasi
asertif ini akan membuat hubungan lebih baik. Yang membuat hubungan kita putus
adalah ketika kita dengan diam-diam menjauhi orang lain karena kita tidak
setuju dengan dia, dan kita tidak mau berterus terang, atau ketika kita sering
menyerang orang lain, dan kapok berkomunikasi dengan kita.