Pages

Senin, 05 November 2012

[B. Indonesia 1] Berkomunikasi Secara Asertif

   Setiap dari kita memiliki hak untuk menjadi dan mengekspresikan diri sendiri, serta merasa nyaman ketika melakukannya, selama kita tidak melukai perasaan orang lain dalam prosesnya. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang memungkinkan kita untuk bertindak menurut kepentingan kita sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan hak-hak pribadi kita tanpa menyangkali hak-hak orang lain”. (Robert Alberti & Micheal Emmons dalam bukunya Your Perfect Right)

Dalam kehidupan sehari – hari seringkali kita tidak menyadari apa yang sudah kita ucapkan ke orang lain, terkadang kita mengungkapkan pendapat, atau mengekspresikan diri sendiri secara berlebihan. Bisa saja, terkesan memaksa atau dapat mengganggu hak orang lain dalam berpendapat. Maka, perlulah kita tahu bagaimana cara mengungkapkan ekspresi tanpa mengganggu hak orang lain, yaitu dengan mempelajari kalimat asertif.

Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai Asertif :

  • Asertif merupakan istilah yang dipakai untuk mengungkapkan pendapat, ide, saran, petunjuk dan sejenisnya dengan bahasa yang tidak membuat orang lain sakit hati.
  • Asertif merupakan ungkapan perasaan, pendapat, dan kebutuhan kita secara jujur, wajar dan tidak dibuat-buat.
  • Asertif adalah sarana untuk menjadikan hubungan kita lebih setara dan menghindari perasaan direndahkan yang kerap kali datang bilamana gagal mengekspresikan apa yang sungguh-sungguh kita dambakan.
  • Asertif adalah Cara Efektif dalam mengekpresikan diri, mempertahankan harga diri, dan menunjukan rasa hormat kepada orang lain.
  • Asertif adalah kemampuan mengekspresikan hak, pikiran, perasaan, dan kepercayaan secara langsung, jujur, terhormat, dan tidak mengganggu hak orang lain. Jadi, berani untuk secara jujur dan terbuka menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran dengan apa adanya
  • Asertif adalah membina hubungan tanpa melakukan penolakan terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
  • Asertif artinya menyadari bahwa andalah penentu perilaku anda sendiri dan anda dapat memutuskan apa yang anda lakukan atau tidak. Kita juga menyadari kondisi yang sama yang dihadapi orang lain dan tidak berusaha mengendalikan mereka.
  • Asertif  adalah cara kita mengekspresikan pikiran atau perasaan kita kepada orang lain tanpa bermaksud melukainya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, kesimpulan yang dapat saya ambil adalah berbicara asertif sangat diperlukan dalam keseharian. Berbicara atau bersikap asertif tidak akan merugikan diri sendiri, bahkan dapat menguntungkan, karena jika kita berbicara asertif dapat membuat kesan dimata lawan bicara bahwa kita adalah orang yang dapat menghargai orang lain. Sehingga kita dapat menjalin hubungan yang baik dengan semua orang.
Formula Membangun Assertivitas
Setidaknya ada  Formula 3 A sebagai sebuah pendekatan yang dapat dilakukan dalam mewujudkan sikap Assertivitas diri, yang terangkai dalam tiga kata yaitu Appreciation, Acceptance, Accommodating:
  1. Appreciation. Dengan cepat dan tanggap memberikan penghargaan dan rasa hormat  terhadap kehadiran orang lain sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri mereka tanpa  menunggu mereka untuk lebih dahulu memperhatikan, memahami, menghormati dan menghargai kita.
  2. Acceptance adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal ini, kita tidak memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang lain (kecuali yang negatif) agar ia mau berhubungan dengan mereka. Tidak memilih-milih orang dalam berhubungan, dengan tidak membatasi diri hanya pada keselarasan tingkat pendidikan, status sosial, suku, agama, keturunan, dan latar belakang lainnya.
  3. Accomodating. Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif dan menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai. Keramahan membuat hati kita senantiasa terbuka, yang dapat mengarahkan kita untuk bersikap akomodatif terhadap situasi dan kondisi yang kita hadapi, tanpa meninggalkan kepribadian kita sendiri

Formula diatas dapat dijadikan sebagai pedoman berinteraksi sosial dalam  membina hubungan baik  dengan banyak orang, dengan asumsi bahwa orang lain pun mempunyai hak dan kesempatan yang sama seperti kita. Oleh karena itu, kita dapat mengemukakan hak pribadi, namun janganlah kita melupakan untuk memperhatikan hak orang lain pula.

Ciri-ciri Komunikasi Asertif:

  1. Saling terbuka dan jujur terhadap pendapat diri sendiri dan orang lain.
  2. Mendengarkan dan memahami pendapat orang lain.
  3. Mencari solusi dan keputusan secara bersama-sama.
  4. Menghargai pendapat orang lain dan juga diri sendiri.
Contoh kesalahan dalam berekspresi :
Suatu ketika, kamu meminta seorang teman untuk membuatkanmu sebuah teh. Ketika kamu merasa teh yang dibuatnya terlalu manis, secara langsung kamu berkata ”Ah.. teh yang kamu buat terlalu manis. Saya tidak suka. ” mungkin kamu mencoba jujur apa adanya tapi coba bayangkan apa yang temanmu rasakan ketika mendengar pernyataan seperti itu, tentu saja dia akan merasa bahwa kamu telah menuduh dia membuat teh dengan tidak benar. Dia akan sakit hati. Lain hal, jika kamu berkata “Saya sebenarnya lebih suka teh yang tidak terlalu manis”. Dia akan berfikir bahwa dia tidak salah, hanya lidah Anda saja yang kurang pas. Dia senang, dan lain waktu ketika ingin membuat teh dia akan berkata “saya akan bikin teh, maunya gula seberapa banyak”. Nah hasil komunikasi asertif ini akan membuat hubungan lebih baik. Yang membuat hubungan kita putus adalah ketika kita dengan diam-diam menjauhi orang lain karena kita tidak setuju dengan dia, dan kita tidak mau berterus terang, atau ketika kita sering menyerang orang lain, dan kapok berkomunikasi dengan kita.