disunting dari : Syah Khomeini D Fery Harahap
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk mencari laba. Hal ini berlaku untuk semua jenis perusahaan baik perusahaan dagang, manufaktur maupun jasa. Untuk perusahaan jasa misalnya, salah satu usaha untuk mendapatkan laba adalah dengan mengiventasikan dana menganggur dengan tujuan dapat mendatangkan laba pada masa yang akan datang.
Untuk memutuskan sebuah putusan investasi diperlukan pertimbangan yang masak sebelum investasi tersebut dilakukan, karena pada umumnya investasi membutuhkan dana yang relatif besar, dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.
Investasi dapat dilakukan dalam bentuk penggantian aktiva tetap, penambahan jumlah mesin, pembukaan pabrik baru, dan sebagainya. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang dibuat pada masa sekarang namun manfaatnya baru akan dirasakan pada masa yang akan datang.
Untuk memutuskan perlu tidaknya perusahaan mengiventasikan dana yang dimiliki, pihak manajemen perusahaan perlu mengadakan penilaian terhadap usulan investasi yang diajukan. Ada berbagai macam motode penilaian investasi yang dapat digunakan dan tiap-tiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penulisan ilmiah ini penulis mengambil judul “ANALISIS PENILAIAN INVESTASI PADA PT. IKHOYAMO BROS”.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti telah diuraikan dalam latar belakang diatas, keputusan investasi merupakan keputusan yang dibuat pada masa sekarang dan hasilnya akan diterima pada masa yang akan datang, sehingga keputusan ini harus dilakukan secara hati-hati agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dan terhindar dari kemungkinan kerugian yang akan terjadi. Oleh karena itu yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah apakah keputusan yang diambil oleh perusahaan dalam kegiatan investasi merupakan keputusan yang tepat ?.
1.3 Batasan Masalah
Sebagaimana kita ketahui, banyak sekali metode penilaian yang dapat digunakan untuk menilai usulan-usulan investasi. Oleh karena itu dalam penulisan ini penulis membatasi pada penentuan investasi terhadap sebuah kapal barang dengan menggunakan metode net present value, internal rate of return, metode payback period dan Acounting rate of return pada PT.Ikhoyamo Bros.
1.4 Tujuan penulisan
Yang menjadi tujuan penulisan ini adalah :
Untuk mengetahui peranan metode-metode penilaian investasi dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk mengetahui apakah keputusan yang diambil perusahaan dalam pembelian kapal diterima atau tidak .
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam menyusun penulisan ini, penulis memperoleh data-data yang diperlukan dengan menggunakan 2 macam penulisan, yaitu :
1. Penelitian Lapangan (Field Study)
Yaitu data yang diperoleh dengan melakukan kunjungan ke perusahaan
dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan.
2. Studi Pustaka (Library Study)
Yaitu dengan mempelajari teori teori yang relevan dari berbagai bahan acuan pembahasan yang berhubungan dengan metode penilaian Investasi.
1.6 Sistematika penulisan
Dalam menyusun penulisan ilmiah ini, penulis menyusunnya secara sistematis ke dalam lima bab, yaitu :
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, batasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini berisi mengenai pengertian investasi, jenis investasi, pengertian aktiva tetap berwujud, pengertian cash and flow, pengaruh pajak penghasilan terhadap keputusan investasi.
BAB III Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini berisi mengenai sejarah singkat perusahaan, kegiatan usaha dan struktur organisasi perusahaan.
BAB IV Pembahasan dan Analisis
Dalam bab ini berisi mengenai perhitungan investasi berdasarkan kedua metode prenilaian investasi dan untuk menentukan keputusan yang harus diambil.
BAB V Penutup
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penjabaran bab terdahulu disertai saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang dibuat pada masa sekarang namun manfaatnya baru akan dirasakan pada masa yang akan datang, sehingga keputusan ini harus dilaksanakan secara hati-hati.
Menurut Mulyadi (1993:284), investasi adalah:“Pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba yang akan datang”
Sedangkan menurut Mas’ud Machfoedz (1990:54), investasi adalah:“Investasi (pada barang modal) adalah penanaman uang atau aktiva lancar lain kedalam aktiva jangka panjang atau barang modal untuk kemudian dioperasikan dengan tujuan memperoleh keuntungan”
Jadi berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa investasi adalah usaha untuk menanamkan uang kedalam aktiva jangka panjang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.
2.2 Jenis Investasi
Menurut Mulyadi, investasi dapat dibagi menjadi empat golongan berikut ini:
2.2.1. Investasi uang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)
Investasi jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat- syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Misalnya karena air limbah yang telah digunakan proses produksi jika dialirkan keluar pabrik akan mengakibatkan timbulnya pencemaran lingkungan, maka pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah, sebelum air tersebut dibuang keluar pabrik. Karena sifatnya merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan maka investasi jenis ini tidak memerlukan pertimbangan ekonomis sebagai kriteria untuk mengukur perlu tidaknya pengeluaran tersebut.
2.2.2 Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable provite investment)
Investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Sebagai contoh adalah pengeluaran biaya-biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan. Sulit untuk mengukur penghematan biaya (karena adanya efisien) akibat adanya program pelatihan dan pendidikan karyawan.
2.2.3 Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)
Investasi jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan ekuipmen yang ada. Penggantian mesin dan ekuipmen biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanya kenaikan produktivitas (pendapatan differensial) dengan adanya penggantian tersebut. Jika aktiva differensial berupa investasi dalam penggantian aktiva tetap akan menghasilkan kembalian investasi (return on investment) yang dikehendaki, yang berupa perbandingan antar penghematan biaya dengan investasi yang akan dilakukan, maka penggantian mesin dan ekuipmen secara ekonomis menguntungkan.
2.2.4 Investasi dalam perluasan usaha
Investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva differensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan differensial, yang berupa tambahan pendapatan (revenues), serta memerlukan biaya differensial, yang berupa tambahan biaya karena tambahan kapasitas. Untuk memutuskan jenis investasi ini, yang perlu dipertimbangkan adalah apakah aktiva differensial yang diperlukan untuk perluasan usaha diperkirakan akan menghasilkan laba differensial ( yang merupakan selisih antara pendapatan differensial dan biaya differensial) yang jumlahnya memadai. Kriteria yang perlu di pertimbangkan adalah taksiran laba masa yang akan datang ( yang merupakan selisih pendapatan biaya) dan kembalian investasi ( return on investment ) yang akan di peroleh karena adanya investasi tersebut. Penting juga di pertimbangkan faktor resiko yang berbeda-beda untuk tiap-tiap investasi, pajak penghasilan , dan nilai waktu uang, karma ketiga faktor tersebut menentukan aliran kas ( cash flow) di massa yang akan datang .
2.3. Pengertian Aktiva tetap berwujud
Menurut Harnanto ( 1998: 501 ) , aktiva tetap berwujud adalah : “ Aktiva-aktiva yang memiliki bentuk fisik dan di pakai atau di gunakan di dalam operasi normal perusahaan seta mempunyai kegunaan relatip permaneen . “
Sedangkan menurut Mas ‘ ud Machfoedz ( 1990 : 57) , Aktiva tetap berwujud adalah : “ Kekayaan yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang dimiliki perusahan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahan dalam mencapai tujuan , dan dimiliki perusahan tidak untuk di jual kembali agar di peroleh laba atas penjualan tersebut “.
Didalam akuntansi , aktiva tetap berwujud di bedakan menjadi tiga golongan , yaitu :
1. Aktiva tetap yang umur atau massa kegunaanya tidak terbatas. Termasuk dalam kelompok aktiva ini adalah tanah yang di pakai sebagai tempat kedudukan bagunaan pabrik dan bagunaan kantor , Pertaniaan.
2. Aktiva tetap yang umur atau massa kegunaanya terbatas, dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila massa kegunaannya telah berakhir. Termasuk dalam kelompok aktiva ini antara lain : bagunaan , mesin dan alat – alat pabrik, mebel dan alat- alat kantor, kendaran dan alat – alat transport, dsb.
3. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaanya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaanya telah habis. Termasuk dalam kelompok ini misalnya sumber – sumber alam , sepaerti tambang, hutan , dan lain- lain.
2.4. Cash Flow
Cash flow (aliran kas) yang berasal dari kegiatan investasi adalah aliran kas dari transaksi pembelian dan penjualan sekuritas utang, sekuritas ekuitas, dan aktiva tetap. Ada dua macam aliran kas yaitu:
1. Aliran kas keluar (net outflow cash), yaitu aliran kas yang diperlukan
untuk investasi baru, aliran kas keluar dari kegiatan investasi seperti:
- Pembayaran pembelian investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi atau sekuritas ekuitas perusahaan lain.
2. Aliran kas masuk (net inflow of cash) yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut, yang sering pula disebut “net cost procceds atau procceds”. Aliran kas masuk kegiatan investasi:
- Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap
- Penjualan investasi jangka panjang dalam bentuk obligasi atau sekuitas ekuitas perusahaan lain.
Untuk pengambilan keputusan investasi sering kali jumlah menurut catatan akuntansi tidak begitu penting, karena didalam pengeluaran-pengeluaran untuk investasi yang berhubungan dengan pengantian aktiva tetap atau membandingkan dua atau lebih aktiva tetap yang akan dibeli memerlukan hitungan-hitungan khusus yang sering menyimpang dari perhitungan-perhitungan dalam akuntansi keuangan. Misalnya, dalam perhitungan pengembalian yang digunakan adalah proceed (laba akuntansi setelah pajak ditambah dengan biaya non kas) bukan laba akuntansi. Besarnya proceed dapat dirumuskan sebagai berikut :
Proceed = (1 – TP) (PD – BDT) + BDTT
Keterangan :
PD = Pendapatan diferensial
BDT = Biaya deferensial tunai
TP = Tarif pajak
BDTT = Biaya diferensial tidak tunai, misalnya biaya depresiasi
2.5. Pengaruh Pajak Penghasilan Terhadap Keputusan Investasi
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba (pajak penghasilan) merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tambahan pendapatan, maka disisi lain biaya diferensial (penghematan biaya) atau pendapatan deferensial (tambahan pendapatan) pendapatan ini akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memeperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau tambahan pendapatan tersebut. Begitu sebaliknya jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan kerugian (biaya diferensial lebih besar dari pendapatan diferensial), maka dampak pajak penghasilan akibat kerugian tersebut harus diperhitungkan dalam taksiran aliran kas masuk dari investasi.
2.6. Metode Penilaian Investasi
Adanya berbagai metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi, diantaranya adalah :
1. Metode Payback Period
2. Metode Net Present Value
3. Metode IRR (Internal Rate Of Return)
4. Metode ARR (Accounting Rate Of Return)
Berikut ini akan dijelaskan tentang metode-metode penilaian investasi yang akan di bahas dalam penulisan ilmiah ini :
2.6.1 Metode Payback Period
Menurut Bambang Rianto (1995;124), Payback Period adalah “Suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceeds atau aliran kas netto (net cash flows)”.
Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti payout method. Payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi.
Rumus perhitungan payback period (dalam tahun) dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1. Rumus perhitungan payback period yang belum memperhitungkan unsur pajak penghasilan.
Payback Period (dalam tahun) = Investasi
Laba tunai rata-rata
Pembilang yang berupa investasi merupakan aktiva diferensial yang direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha, dan penyebut yang berupa laba tunai merupakan pendapatan diferensial dikurangi dengan biaya diferensial tunai.
2. Rumus perhitungan payback period yang memperhitungakan unsur pajak penghasilan.
Payback period (dalam tahun) = Investasi
Proceed
Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
Apabila payback period dari suatu investasi lebih kecil / pendek dari periode payback maksimum, maka usulan investasi tersebut diterima. Sebaliknya kalau payback periodnya lebih panjang dari pada periode maksimum maka usulan investasi ditolak.
Kebaikan Payback Period
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit untuk diperkirakan, maka tes dengan metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengambilan investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengambilannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang sederhana untuk memilih usul-usul investasi sebelum meningkat ke penilaian lebih lanjut dengan mempertimbangkan kemampuan investasi untuk menghasilkan laba seperti dalam prent value dan discounted cash flow method.
Kelemahan Payback Period
1. Metode ini tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Uang yang diterima sekarang lebih berharga jika dibandingkan dengan uang yang akan diterima setahun lagi, karena adanya kesempatan untuk memutarkan uang tersebut untuk memperoleh kembali (retun)dalam usaha bisnis.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali. Bagaimanapun juga aliran kas sesudah payback period merupakan faktor yang menentukan dalam menghitung kemampuan suatu investasi untuk menghasilkan laba.
2.6.2 Metode Net Present Value
Menurut metode ini, penerimaan kas (cash inflows) pada masa yang akan datang selama investasi berlangsung, dihitung bedasarkan nilai sekarang. Besarnya selisih antara pendapatan diferensial dengan biaya diferensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan diferensial dan biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut, kemudian dinilai tunaikan dengan tariff kembalian tertentu.
NT = AK 1
(1 + I) n
Keterangan :
NT = Nilai tunai
AK = Aliran kas
I = Tarif kembalian investasi
n = Jangka waktu
Faktor 1 / (1 + I) n tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat untuk berbagai tariff kembalian dan jangka waktu.
Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
Suatu usulan investasi akan diterima, jika nilai sekarang dari cash inflows lebih besar dari nilai sekarang cash out flows-nya. Dengan demikian, usulan investasi dinilai layak untuk dilaksanakan, jika nilai sekarang aliran kasnya positif.
Kebaikan metode Net Present Value
1. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang
2. Dalam present value method semua aliran kas selama umur proyek investasi diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi
Kelemahan metode Net Present Value
1. Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tariff kembalian investasi
2. Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah investasi yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai aliran kas bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai sebagai pedoman
2.6.3 Metode IRR (Internal Rate of Return)
Metode Internal Rate of Return (IRR) sering disebut juga Discounted Cash Flow (DCF). Pada dasarnya Internal Rate of Return Method sama dengan Present Value Method, karena kedua-duanya memperhitungkan nilai waktu uang dimasa yang akan datang. Perbedaannya adalah dalam Present Value Method tarif kembalian (rate of return) sudah ditentukan lebih dahulu sebagai tarif kembalian. Sedangkan dalam Discounted Cash Flow Method justru tarif kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Oleh karena itu IRR adalah tingkat diskon (Discounted Rate) yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari aliran kas yang akan terjadi dengan aliran kas keluar mula-mula (initial investment) pada suatu proyek investasi.
Discouted Cash Flow Method mencari pada tarif kembalian berapa aliran kas masuk bersih harus dinilaitunaikan agar supaya investasi yang ditanamkan dapat tertutup. Penentuan tarif kembalian tersebut dilakukan dengan metode coba-coba (trial and error) yaitu dengan cara :
a. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara sembarang diatas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
1 Investasi
Rumus : =
( 1 + i ) n proceed
kemudian dicari dengan menggunakan niali yang mendekati angka tersebut
b. Menginterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
Kriteria penerimaan dengan menggunakan metode ini, jika IRR lebih besar dari rate of return yang diisyaratkan maka usulan investasi layak diterima, karena menunjukkan bahwa suatu proyek akan mendatangkan keuntungan. Sebaliknya jika IRR lebih kecil dari rate of return yang diisyaratkan maka usulan investasi tersebut ditolak, karena menunjukkan bahwa proyek tersebut mendatangkan kerugian.
Kebaikan metode IRR
Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang
Kelemahan metode IRR
Terletak pada aturan atau kaidah IRR yang menyatakan bahwa apabila ada 2 Proyek yang mutually excluasive, maka proyek yang dipilih yang memiliki IRR lebih besar.
2.6.4 Metode ARR ( Acounting Rate of Return )
Metode accounting rate of return atau sering disebut average rate of return, menunjukkan prosentase keuntungan neto sesudah pajak dihitung dari average investment. Apabila tiga metode payback period, dan net present value mendasarkan diri dari proceeds atau cash flows, maka metode accounting rate of return ini mendasarkan diri pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku ( reported acounting income ).
Rumus perhitungan rata-rata kembalian investasi :
Pengembalian investasi = total hasil / umur investasi
rata-rata awal investasi awal
Pengembalian investasi = total hasil / umur investasi
rata-rata investasi rata-rata
Rata-rata investasi yang digunakan sebagai pembagi dihitung dengan cara :
( Investasi awal + nilai residu ) / 2
Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
• Suatu investasi akan diterima jika kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak perusahaan.
• Jika pengambilan keputusan belum memiliki batsan tarif kembalian investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar.
Kebaikan metode ARR
Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur investasi.
Kelemahan metode ARR
1. Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi.
3. Metode ini tidak dapat diterapkan jika investasi dilakukan dalam beberapa tahap.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. IKHOYAMO BROTHERS (PT.IKHOYAMO BROS) berdiri pada akhir tahun 1998 saat Indonesia dan sebagian besar negara Asia mengalami situasi yang buruk berkenaan dengan adanya krisis ekonomi, industri perkapalan dan perniagaan maritim menghadapi ketidaktentuan kompetisi pasar dunia yang tinggi dan jumlah dari pertukaran angkutan kapal telah berpengaruh sebagai hasil dari penurunan ekonomi dunia, fenomena global dan penurunan nilai mata uang asian khususnya nilai rupiah.
Namun demikian, perusahaan ini tetap bertahan untuk tetap berjalan dan aktif bekerja keras dan menunjukkan kualitas tinggi ditengah-tengah ketetapan kebijaksaan yang tidak tetap dalam membuktikan kepada klien-klien yang membutuhkan jasa di waktu milenium baru dan prospek bisnis yang sekarang berkembang sangat pesat didalam industri perkapalan.
Organisasi dan manajemen dengan karyawan yang bekerja berorientasi propesional lebih dari 2 dasawarsa dari pembukuan yang berkelanjutan pada relasi jasa maritim.
Perkapalan dari berbagai macam komoditi yang masuk maupun keluar negeri antar negara asean telah efektif ditangani oleh perusahaan, seperti bubuk dalam curah atau dalam karung, gula, garam dlm karung atu curah, produk besi , kayu, semen, produk pertanian dan lain-lain.
Perusahaan bertujuan untuk dapat berada dalam lingkaran/lingkungan jasa maritim di negara ini dan keyakinan bahwa perusahaan ini berada dalam jalur yang benar dan secara serentak mencoba untuk terlibat dalam bagian penting pada bisnis perkapalan.
Perusahaan ini didirikan dan dipimpin oleh RIO HARAHAP yang telah berpengalaman selama 10 tahun sebagai Shipbroker dari Johs Larsen & Co., perusahan Perkapalan Norwegia dengan jabatan akhir sebagai Manajer Chartering pada akhir tahun 1997.
Selain pada chartering dengan atau bisnis sale dan purchasing world wide. PT. Ikhoyamo Bros. Bukan merupakan perusahaan yang terbaik tetapi bukan pula tidak baik dilihat dari faktanya bahwa perusahaan ini mempunyai reputasi dan dapat dipercaya oleh klien-klien penting di negara Asia/Pasific.
3.2 Kegiatan Usaha
PT. Ikhoyamo Bros adalah perusahaan jasa yang bergerak dan berkecimpung dalam berbagai kegiatan operasional yang berkaitan dengan kapal sebagai alat produksinya.
Kegiatan operasianal berupa produksi juga dapat dibagi atas dua kelompok usaha :
3.2.1 Usaha Pokok
Perkapalan
• Angkutan Barang
• Angkutan Perintis
3.2.2 Usaha Penunjang
• Keagenan:
Melayani kapal-kapal asing, Nasional dan juga flash/Lash barges
• Perbengkelan/ galangan
• Container yard
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini akan dijelaskan tugas pokok dan kewajiban dari elemen-elemen struktur organisasi kantor pusat PT. Ikhoyamo Bros adalah :
1. Dewan Komisaris
Melaksanakan kewajibannya sebagai mana tercantum dalam Akta Notaris
2. Dewan Direksi
Melaksanakan tugas dan wewenang dalam anggaran dasar perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris
3. Direktur Utama
Tugas pokok dan kewajiban Direktur Utama, diantaranya sebagai berikut:
Melaksanakan program pemerintah dalam sub sector perhubungan laut di seluruh wilayah Indonesia dengan memanfaatkan prasarana, sarana baik yang dimiliki perusahaan sendiri atau pihak ketiga , usaha-usaha lain yang menunjanng kegiatan perusahaan dalam pemberian jasa secara optimal, aman, teratur dan tertib.
4. Direktur Usaha
Tugas pokok dan kewajiban Direktur Usaha, diantaranya sebagai berikut:
Memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan pada Direktorat Usaha dalam hal pengoprasian kapal-kapal,barang/charter dan perintis dalam jadwal tetap atau tidak tetap yang efisien dan ekonomis untuk dapat meraih dan meningkatkan pangsa pasar angkutan barang, penumpang dan perintis atas dasar kebijaksanaan tarip-tarip yang telah ditetapkan dengan melakukan pemasaran secara intensif, demikian pula pengelolaan kegiatan usaha–usaha penunjang berdasar efisisensi ekonomi, keseluruhan guna menjamin tingkat penghasilan usah yang optimal.
Direktorat Usaha terdiri dari :
• Divisi Kapal Barang membawahi :
- Bagian muatan dan pasasi
- Bagian operasi
• Divisi Keagenan dan Penunjang, membawahi :
- Bagian Keagenan
- Bagian usaha penunjang dan usaha lain-lain
5. Direktur Armada Tekhnik
Tugas pokok dan kewajiban Direktur Armada Tekhnik, diantaranya sebagai berikut:
Memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan seluruh kegiatan pada Direktorat Armada Tekhnik dalam hal kesiapan bagi seluruh armada / kapal perusahaan teknis, nautis dengan melengkapi segala peralatan yang diperlukan guna memenuhi persyaratan untuk mendapatka seluruh macam surat sertifikat kelengkapan, kesempurnaan kapal yang diperluka agar selalu dalam keadaan baik dengan biaya ekonomis yang wajar.
• Direktorat Armada Tekhnik terdiri dari :
Divisi Tekhnik membawahi :
• Bagian F.R.D
• Bagian pemeliharaaan
• Bagian recording
Divisi Nautika, membawahi :
• Bagian surat-surat kapal
• Bagian P-2
• Bagian T.E dan lembaga Nautika
6. Direktur Keuangan
Tugas pokok dan kewajiban Direktur Keuangan , diantaranya sebagai berikut :
Memimpin dan melaksanakan kebijaksanaan dalam merencanakan / cara pendanaan investasi perusahaan serta mengendalikan dan mengelola perusahaan dalam suatu system administrasi keuangan yang memenuhi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara efektif edan efisien agar dalam penyusunan/penyiapan laporan keuangan dan corporate plan perusahaan secara luas baik untuk kepentingan intern maupun extern tepat penggarapannya.
• Direktorat Keuangan terdiri dari :
Divisi Akuntansi membawahi
• Bagian pembukuan Kantor Pusat
• Bagian pembukuan kantor cabang
• Bagian laporan keuangan
Divisi Keuangan membawahi
• Bagian keuangan
• Bagian penagihan dan pembiayaan
• Bagian Investasi
7. Direktur Personalia dan Umum
Tugas pokok dan kewajiban Direktur Personalia dan Umum, diantaranya sebagai berikut :
Mempelajari aspek pegawai/ ketenaga-kerjaan dalam kegiatan di segala bidang operasional, pemantapan gejala-gejala sikap/tingkah laku pegawai dan mengambil langkah – langkah yang realistik dalam menanggulanginya.
Divisi Administrasi Kepegawaian, membawahi :
• Bagian pegawai darat
• Bagian pegawai laut
• Bagian umum
8. Satuan Pengawasan Intern
Tugas pokok dan kewajiban Satuan Pengawasan Intern, diantaranya sebagai berikut :
Melakukan pengawasan operasional atas pelaksanaan kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan perusahaan baik dari segi administratif mauoun pelaksanaan kerja disemua bidang kegiatan kerja.
9. Biro Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Usaha ( BP –3 )
Tugas pokok dan kewajiban BP – 3, diantaranya sebagai berikut :
Melakukan dan menyusun rencana kerja BP – 3, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek yang meliputi pengumpulan data seluruh usaha perusahaan dan melakukan pengolahan pengkajian data operasional atau non operasional atas produktivitas dan manfaat guna dari pengelolaan semua prasarana serta sarana persahaan untuk peningkatan dalam pengembangan kegiatan usaha dan prasarana yang memacu pada efisiensi penghematan dalam setiap kegiatan usaha sebagai suatu kebijaksaan perusahaan yang strategis.
10. Biro Pusat Pengadaan ( BPP )
Tugas pokok dan kewajiban Biro Pusat Pengadaan, diantaranya sebagai berikut :
Menyusun dan menyiapkan rencana kerja ddan anggaranbiaya BPP mengenai perencanaan pengadaan barang atas dasar pengkajian/peneliatian dari data statistik tahun-tahun silam atau permintaan dari unit-unit kerja pada Direktorat baik untuk kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang diseduaikan dengan sifat guna pakainya (Slow and fast moving) dalam suatu pola perawatan (plan maintenance system) yang menjadi ketetapan kebijaksanaan perusahaan.
11. Biro Direksi
Tugas pokok dan kewajiban Biro Direksi, diantaranya sebagai berikut :
Membantu dan mendukung pelaksanaan demi kelancaran tugas-tugas direksi dalam hal memimpin,mengatur,mengkoordinir, melaksanakan dan mengawasi fungsi bidang kegiatan ketatalaksanaan umum dan system kearsipan perusahaan secara luas, bidang kegiatan hubungan kemasyarakatan (humas), pengolahan data dan informasi serta pemantauan administrasi pelaporan usaha sampingan atau kegiatan lainnya yang dilimpahkan oleh direksi guna keberhasilan kegiatan usaha persuahaan.
12. Biro Hukum, Asuransi dan Claim
Tugas pokok dan kewajiban Biro Hukum, Asuransi dan Claim, diantaranya sebagai berikut :
Memberikan saran dan pendapat mengenai aspek-aspek hukum.
Lanjut Menulis di Blog Ini?
6 tahun yang lalu